Ulasan 3 Jurnal yang Mengkaji Tentang Seni Rupa dan Desain

 1

REVIEW JURNAL JUDUL :

Esensi Bentuk Topeng Pada Lukisan Dyan Anggraini (2020) oleh Fasmaqullah, Dalam artikel yang dimuat oleh Jurnal Pendidikan Seni Rupa.


ㅤㅤ1.1   OBJEK KAJIAN SENI RUPA DAN DESAIN :

Kajian dalam jurnal ini berfokus pada topeng lukisan Dyan Anggraini. Objek penelitian pada tulisan ini adalah esensi bentuk topeng lukisan Dyan Anggraini yang dibahas dengan teori perspektif oleh Charles Sander Pierce. Tulisan ini di latar belakangi oleh kesetaraan intelektual pria dan wanita dalam berkarya seni rupa. Padahal jika dilihat dari potensi individual yang dibutuhkan oleh seorang perupa, perempuan sebenarnya dapat memiliki tentang citarasa keindahan, kepekaan atau kehalusan rasa, dan keterampilan seni, Hal inilah yang mendorong seorang perempuan pelukis Dyan Anggraini untuk ikut berperan dalam mengembangkan karya. Karya-karya lukis Dyan berdominan memvisualkan topeng. Topeng sendiri mengalami perkembangan seirama dengan perkembangan alam pikiran manusia pendukungnya. Perkembangan ini tampak dalam wujud bentuk, teknik pakeliran, dan peranannya dalam kehidupan manusia

ㅤㅤㅤ   1.2   PENDEKATAN :

Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini dipaparkan secara langsung, pada bagian pembahasan kalimat yang dipakai sangat padat dan mudah dimengerti karena berbentuk table yang mengarah langsung pada inti penelitiannya yaitu menjabarkan teori perspektif oleh Charles Sander Pierce seperti ikon, indeks dan simbol.

ㅤㅤ 1.3   METODE DAN ANALISIS :

Metode yang digunakan penulis dalam tulisan ini adalah kualitatif, sedangkan Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif. Keabsahan data diperoleh melalui interaksi antara peneliti dan ahli nara sumber. Data karya diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi langsung dari Dyan Art Studio itu sendiri.

ㅤㅤㅤㅤ1.4   TEORI :

Teori yang dijadikan acuan dalam penulisan jurnal ini adalah teori perspektif yang dikemukakan oleh salah satu tokoh semiotika yaitu Charles Sander Pierce. Fokus penjabarannya dititik beratkan oleh bahasan ikon, indeks dan simbol. Ikon menunjukkan tentang ekspresi topeng, ekspresi wajah dan ekspresi nonverbal. Indeks lukisan tersebut berisi tentang budaya dan tokoh topeng Indonesia. Simbol tersebut menunjukkan esensi topeng, identitas topeng, yang ditunjukkan melalui ikon dan indeks berdasarkan warna, bentuk, properti dan situasi.

ㅤㅤㅤㅤ1.5  Kesimpulan (yang memuat kritik terhadap jurnal ini) :

      Dari uraian pembahasan tetantang Esensi Bentuk Topeng Pada Lukisan Dyan Anggraini Dalam Perspektif Semiotika dapat diambil kesimpulan bahwa dengan kajian semiotika kita dapat mengkaji lebih jauh ntuk mendapatkan makna yang tersurat secara visual dalam setiap kehadiran topeng pada lukisan Dyan Anggraini. Karya Dyan Anggraini terletak pada cara Dyan Anggraini dalam mengembangkan gagasan budaya topeng ke dalam sebuah karya lukis. Dyan Anggraini mengabungkan visual fenomena yang ada disekitarnya, rasa, dan budaya Indonesia dalam menciptakan karyanya. Dari segi penulisan juga Bahasa yang digunakan penulis untuk menjabarkan penelitiannya sangat padat, jelas dan mudah dimengerti, namun penjabaran materi nya masih kurang lengkap karena contoh yang diberikan masih relative sedikit.

ㅤㅤㅤㅤ1.6   Yang menurut saya bisa diteliti dari jurnal tersebut adalah :

Penjabaran contoh lukisan karya Dyan Anggraini yang seharusnya bisa lebih banyak di paparkan dalam tulisan, diiringi dengan ulasan lengkap tentang biodata sang pelukis mulai dari awal berkarya hingga sekarang juga jabaran lengkap tentang sang pelukis yaitu Dyan Anggraini.

SUMBER : Fasmaqullah. "ESENSI BENTUK TOPENG PADA LUKISAN DYAN ANGGRAINI DALAM PERSPEKTIF SEMIOTIKA." (2020): 42-47.


2

 REVIEW JURNAL JUDUL :

ANALISA POLITIK IDENTITAS DALAM KARYA-KARYA POTRET DIRI AGUS SUWAGE (2018) oleh Satrio Hari Wicaksono, N. Akbar Zuhri, Dalam artikel yang dimuat oleh Jurnal Seni Rupa dan Desain.

 

ㅤㅤㅤ2.1   OBJEK KAJIAN SENI RUPA DAN DESAIN :

Kajian tentang identitas diri, lukisan self-portrait dan Analisa nya menggunakkan Analisa semiotika. Fokus penjabaran materi nya adalah menggali makna potret diri dari seorang seniman yang identik dijadikan sebagai pengungkapan indentitas sang perupa. Tokoh yang disorot dalam artikel ini adalah Agus Suwage yang merupakan seniman kontemporer yang kerap menggunakan dirinya untuk mengkritisi nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Self portrait diulas secara lengkap mulai dari sejarah hingga Analisa nya menggunakkan pendekatan semiotika.

ㅤㅤㅤ2.2   PENDEKATAN :

Pendekatan materi yang diberikan diulas secara lengkap mulai dari sejarah yang dibagi penulis menjadi beberapa periode hingga bahasan bahasan penting lainnya seperti pemaparan gambaran visual nyata dalam karya seni rupa yang sangat rinci terulas di dalamnya.

ㅤㅤㅤ2.3   METODE DAN ANALISIS :

Metode analisa dilakukan dengan kualitatif deskriptif dimana di dalamnya memaparkan dengan lengkap semua pokok bahasan dengan menggunakan pendekatan semiotika untuk membaca tanda-tanda yang hadir dalam karya sang seniman. Dengan membaca beberapa karya yang dijadikan perwakilan untuk menganalisa karya seni rupa oleh Agus Suwage.

ㅤㅤㅤ2.4   TEORI :

Penjabaran materi yang digunakan di dalam tulisan ini di paparkan dengan teori semiotika dimana sang penulis memfokuskan bahasan semiotika nya dengan teori semiotika signifikasi yang diungkapkan oleh Ferdinand de Saussure. Pemilihan metode semiotika signifikasi berdasarkan konteks karya seni yang lebih memungkinkan untuk diinterpretasi secara maksimal dibandingkan dengan semiotika komunikasi yang lebih menitikberatkan kepada tanda dalam komunikasi masal.

ㅤㅤㅤㅤ2.5   Kesimpulan (yang memuat kritik terhadap jurnal ini) :

Kajian yang dilakukan ini untuk membaca karakteristik dan perkembangan karya-karya potret diri Agus Suwage sekaligus membaca situasi medan sosial yang berkecamuk ketika karya tersebut dihasilkan. Sayangnya, rincinya pembahasan dalam jurnal ini tidak menutup kemungkinan beberapa kesalahan kata seperti kurangnya huruf dan kerapihan penulisan jurnal ini sendiri seperti kurangnya spasi pada beberapa kalimat.

ㅤㅤㅤㅤ2.6   Yang menurut saya bisa diteliti dari jurnal tersebut adalah :

Penjelasan contoh lukisan yang relatif sedikit, seharusnya penulis bisa menambahkan lebih banyak contoh lukisan yang diteliti sehingga jurnal yang disajikan akan lebih menarik lagi.

SUMBER : Wicaksono, S. H., & Zuhri, N. A. (2020). Analisa Politik Identitas dalam Karya-Karya Potret Diri Agus Suwage dengan Pendekatan Semiotika. Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain, 23(1), 28-38.


3

 REVIEW JURNAL JUDUL :

TAKTIK KEHIDUPAN MANUSIA: DUA KARYA KONTEMPORER PUTU SUTAWIJAYA (2018) oleh Muhammad Wasith Albar, Dalam artikel yang dimuat oleh Jurnal Lensa budaya.

 

ㅤㅤㅤㅤ3.1   OBJEK KAJIAN SENI RUPA DAN DESAIN :

Tulisan ini mengkaji representasi taktik kehidupan manusia dalam dua karya seni rupa kontemporer Putu Sutawijaya 2017, sebagai proses perjalanan kreatif sang seniman kontemporer melalui lintasan ide-ide budaya visualnya dalam kuratorial Betwixt and Between. Taktik kehidupan di sini dimaksudkan bagaimana cara seseorang (seniman) mampu secara cepat mengeksekusi problematik kehidupan (masyarakat) sebagai representasi strategi keberhasilan kehidupan keluarganya dalam jangka panjang.

ㅤ ㅤ3.2   PENDEKATAN :

Pendekatan yang digunakan di dalamnya menggunakan pendekatan dekriptif yang memaparkan rincian sejarah yang digunakan untuk memahami bagaimana sistem makna tersebut terbentuk hingga pengerucutan inti topik bahasan kajian nya sebagai fokus akhir. Lengkapnya penelitian ini juga menggunakkan pendekatan semiotik yang akan digunakan untuk mencermati tanda-tanda visual (a language of visual signs) yang terdapat pada karya Putu Sutawijaya.

ㅤㅤ 3.3   METODE DAN ANALISIS :

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan perspektif sejarah. Ada beberapa tahapan dalam penelitian ini, yaitu: tahap pertama, pengumpulan berbagai sumber, baik sumber primer maupun sekunder yang memiliki kaitan dengan aktivitas seni rupa kontemporer. Tahap kedua, melakukan analisis semiotik atas dua karya seni kontemporer Putu Sutawijaya dengan menghubungkan pada berbagai sumber sejarah untuk memahami konteks kultural tanda dan simbol ekspresi karya Putu Sutawijaya.

ㅤㅤ ㅤ  3.4   TEORI :

Teori yang menjadi titikberat pengkajian jurnal ini adalah teori semiotika dalam memahami sejumlah gejala budaya. Teori semiotika diambil dari Charles Sander Pierce. Dalam kajian ini dikemukakan, bagaimana visualisasi kreatif Putu dalam mengekspresikan multikulturalisme dan globalisasi. Jadi hipotesa yang akan dikembangkan adalah kajian semiotik terhadap karya seni rupa kontemporer Putu Sutawijaya yang dapat dikategorikan generasi millennial.

ㅤㅤㅤ   3.5   Kesimpulan (yang memuat kritik terhadap jurnal ini) :

Walaupun terlahir sebagai generasi millenial, dengan cara berfikir linier maka sosok Putu Sutawijaya sangat mengagumi dan menghormati norma adat istiadatnya. Ini terbukti dari dua karyanya. Dua karya (Survive dan Pohon Kehidupan), seakan memberikan gambaran siapa yang lemah akan dimakan yang lebih kuat, ternyata tidak begitu saja terjadi. Jika seseorang berkemauan dan berkemampuan untuk merapatkan barisannya pada level mikro, dia harus menyiapkan bangunan kokoh sikap integrasi yang ketat. Namun dalam penulisannya banyak menggunakkan kalimat rumit yang cenderung tidak to the point, penjabaran materinya sangat rinci namun terkesan monoton.

ㅤㅤㅤ3.6   Yang menurut saya bisa diteliti dari jurnal tersebut adalah :

Pengaitan bahasan jurnal yaitu taktik kehidupan manusia yang di gabungkan dengan implementasi karya seni ini dengan permasalahan millennial masa kini.

SUMBER : Albar, M. W. (2018). Analisis Semiotik Charles Sander Pierce Tentang Taktik Kehidupan Manusia: Dua Karya Kontemporer Putu Sutawijaya. Lensa Budaya: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Budaya, 13(2).


Terimakasih 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Kajian Semiotika pada Karya Lukisan Ilya Repin “Ivan the Terrible and His Son Ivan”.

VISUALISASI PERSONAL BRANDING SARA WIJAYANTO DALAM KONTEN HORROR YANG TERDAPAT DI YOUTUBE DIARY MISTERI SARA

REVIEW KAJIAN LITERATUR